Tungkot - Tarutung Sumut |
Abad ke-18 (1816-1817), Onan Sitahuru Saitnihuta,
telah lama dikenal sebagai pusat perdagangan terbesar di Tanah Batak.
Onan Sitahuru Saitnihuta, saat ini diperkirakan meliputi kampung Hutatoruan satu dan empat. Lokasinya sekitar tiga kilometer dari Kota Tarutung.
Hal utama yang menjadi latar belakang dijadikannya Onan Sitahuru
Saitnihuta sebagai pusat perdagangan dikarenakan sebuah pohon beringin
(hariara, dalam Bahasa Batak) yang terletak persis di tengah
perkampungan. Konon para pedagang yang datang dari kawasan Tanah Batak
bagian Utara (Silindung, Humbang, Samosir, Tobasa dan Dairi) sering
mengadakan perjanjian dagang di tempat ini. Di tempat ini jugalah mereka
bertemu setiap kali ingin mengadakan transaksi dagang kembali.
Menurut cerita para orangtua setempat, di tempat ini juga missionaris Jerman DR Ingwer Ludwig Nommensen
pertama kali menginjakkan kakinya di Tanah Batak dan memulai misinya
dalam menyebarkan ajaran Kristen, sekaligus pendidikan dan pertanian.
Di sini juga, oleh masyarakat, Nommensen hendak dijadikan sebagai
kurban sembelihan kepada Dewa Siatas Barita yang diyakini sebagai dewa
pujaan masyarakat setempat waktu itu. Namun rencana itu gagal disebabkan
oleh turunnya hujan batu, gemuruh, kilat dan gempa yang datang secara
tiba-tiba.
Konon, sang missionaris Jerman itu diikat di sebuah pohon pohon
beringin. Pohon berusia mencapai 190 tahun hingga kini masih dapat kita
jumpai di Desa Sait Nihuta, Tarutung.
Pada 1877 pohon beringin di mana pada pedagang melakukan transaksi
dagang tidak lagi digunakan. Sebagai gantinya para pedagang pun
berpindah ke pohon lainnya, pohon durian, dalam Bahasa Batak disebut
“Tarutung” yang fungsinya sama, yaitu sebagai tempat berjanji dagang.
Tempat ini juga digunakan oleh para raja Silindung sebagai tempat
partungkoan (pertemuan). Hingga kini, pohon durian itu masih dapat
dijumpai di depan Kantor Bupati Tapanuli Utara, Tarutung
Kemudian, daerah ini pun disebut oleh masyarakat dan para pedagang
dengan nama “Tarutung” yang sebelumnya dikenal dengan Hutatoruan. Dan
sesuai perkembangan masa, Tarutung dipusatkan sebagai daerah
pemerintahan, hingga kini.